Friday 26 September 2014

JAKARTA REPOSE PROJECT #4

No comments:
 


                NAMA      : STEPHANY
UMUR      : 49 TAHUN
STATUS   : MENIKAH
PEKERJAAN : IBU RUMAH TANGGA
DOMISILI     : JAKARTA UTARA

“Aku sekeluarga, yang selalu kemanapun pergi, mau di mall manapun, yang di cari ada toko buku.”


    
           
             Kali ini saya mencoba mencari tahu mengenai sifat dan perilaku dari seorang ibu rumah tangga yang bertempat tinggal di daerah Sunter, Jakarta Utara. Stefany namanya. Wanita berumur empat puluh Sembilan tahun ini terbilang berbeda bila kita bandingkan dengan kebanyakan orang Jakarta jaman sekarang. Ia lebih suka untuk menghabiskan waktu luang yang ia miliki di rumahnya. Alasannya tentu saja bukan permasalahan financial, keluarganya terbilang keluarga yang mampu. Namun, seperti yang kita juga sadari, cara orang menghabiskan waktu tentu saja berbeda dan perbedaan itu bermula dari dalam diri sendiri.

Baginya, BBM, mendengarkan radio, dan nonton TV sudah cukup untuk mengisi waktu luang yang ia anggap hal penting, dan semuanya dapat ia lakukan di dalam rumahnya. Menurutnya, waktu luang sangat diperlukan oleh setiap manusia, “Ya itu, satu, kita bekerja, kita perlu istirahat. Bukan tubuh kita aja, tapi otak kita. Kalo kita kerja teruuussss, pasti kita bosen, kita jenuh”. Walaupun caranya menghabiskan waktu luang singkatnya adalah ber-BBM-an dengan teman-temannya, namun ia pun juga menyadari adanya dampak negative bila orang ‘kecanduan’ BBM, “BBM, ya, itu bisa jadi menghibur bisa jd menyesatkan, kalo bagi aku menghibur. Karna kita misalnya kerja bosen-bosen gitu, chatting sepatah dua patah kata sama temen itu sebuah hiburan. Tapi kita gaboleh trus lupa kita chatting terus kerjan kita terhenti”.

Sebenarnya, bila dibandingkan dengan menonton TV ataupun mendengarkan radio, wanita yang lahir di Madiun ini lebih senang menyalurkan hobinya, yaitu membaca. Bacaan yang ia baca untuk mengisi waktu luang tidaklah terbatas pada bacaan atau genre tertentu. Bisa majalah, Koran, ataupun novel. Novel yang dibacanya-pun berbeda-beda genrenya. Namun diantara semua genre yang sudah ia baca, genre yang paling ia senangi adalah novel dengan cerita detektif. “Otakku kepake”, “kan kita tertantang baca seperti itu, siapa sih pembunuhnya? Yakan. Misalnya kita udah punya pembunuhan, kan kalo cerita detektif yang bagus ga bakal ketauan sampe akhir cerita kan, kenapa dia membunuh? Aku suka mikir,jadi..bener ga sih yang aku pikirkan? Istiralahnya begitu”. Stefany merasa, dengan membaca buku, ia bisa ‘masuk’ ke dalam alur cerita dari buku tersebut. Buku membuatnya dapat berimajinasi secara ‘liar’, “kita membaca, kita bisa membayangkan. Kita bisa memfisualisasikan.”. Buku seakan-akan sudah menjadi bagian dari hidup wanita dengan panggilan Suk Lan ini. Ditambah lagi, hobi membacanya itu ia tularkan kepada suami dan anak-anaknya. Bacaan tidaklah harus bacaan yang berat, baginya, dengan membaca apapun, maka pengetahuan akan bertambah. Memang hingga detik ini sudah banyak yang mengatakan mengenai manfaat baik dari membaca, namun, tidak hanya percaya dari kata-kata orang lain, Stefany merasakan sendiri manfaat baik dari membaca, “kalo dikeluargaku, jadi seumpamanya kita berempat nih ngumpul, kita bisa bahas topik apa saja, mau politik, sosial budaya, psikologi, mau tentang sekolah anak-anak, ilmu pengetahuan. Ya mungkin kita lupa-lupa, tapi ga pernah ada namanya kosong gitu”.

Kesenangan dirinya serta keluarganya dalam membaca buku memberikan pengaruh yang sangat besar. Misalnya saja ketika mereka berpergian, setiap ke mall, entah itu mall apa saja, yang dicarinya adalah toko buku, “Aku sekeluarga, yang selalu kemanapun pergi, mau di mall manapun, yang di cari ada toko buku.”, “Ke Gading ya Periplus, ke Gramedia. Seumpamanya-pun aku ke Grand Indonesia, ya Gramedia lagi, ya Kinokuniya lagi, ya Periplus, yaudah. Mau ke Central Park kesitu lagi”. Baginya serta keluarga, belanja baju, accessories, dan sebagainya hanyalah sebatas kebutuhan yang mendesak. Bila dirinya menganggap bahwa pada saat itu tidak membutuhkan pakaian dan sebagainya, walaupun ada yang menarik, maka ia lebih memilih untuk tidak membelinya. Yang uniknya, kebiasaannya dalam membeli buku atau sekedar mampir untuk melihat-lihat di toko buku, sama seperti kebiasaan kebanyakan wanita dalam berbelanja atau melihat-lihat pakaian di mall. Uang yang ia miliki, lebih senang dikeluarkannya untuk membeli banyak buku ketimbang membeli banyak pakaian atau accessories dan sebagainya, “kita tuh soalnya baju, ya kebutuhan, jadi kalo misalnya butuh, ya kita beli. Kalo ngga ya ngga. Tapi kalo buku, selalu kepengen mampir”.

Setiap minggu keluarga Stefany pergi keluar rumah, namun biasanya mereka hanya pergi bersama keluarga, diantara anggota keluarganya, tidak ada yang menjadikan jalan-jalan sebagai pilihan utama untuk melepaskan penat di dalam pikiran. Mereka pergi, karena merasa butuh untuk pergi. Tujuan mereka tiap minggu hampir selalu ke mall, karena di mall Stefany dapat berbelanja kebutuhan rumah tangga (dimana adalah tujuan utama mereka pergi), selain itu bisa sekalian pergi makan bersama. Tidak banyak yang dilakukan Stefany dan keluarga di dalam mall. Mungkin hal inilah salah satu penyebab dirinya dan keluarga selalu mendatangi mall yang sama hampir setiap minggunya,” Aku kan di Sunter, terdekat ke Kelapa Gading, yaudah.”, “intinya semua mall kan sama, hampir semua mall yang kelas menengah isinya sama, apa bedanya? Ga ada. Ngapain kita capek-capek buang waktu kesana”. Selain itu ibu dari seorang pianis ini tidak begitu menyukai tempat makan yang harga makanannya terbilang tidak sebanding dengan rasa makanan yang disajikan itu sendiri, dimana di daerah Jakarta, sekarang marak tempat-tempat seperti itu, istilahnya menjuak suasana. Baginya, ia pergi ke suatu tempat makan dengan tujuan utama : Makan. Jadi yang ia harapkan adalah makanan yang enak dan tempat yang bersih.

Walaupun dirinya mengaku tidak menyukai berjalan-jalan ke tempat yang baru baginya dan terlalu jauh, namun bukan berarti dirinya tidak pernah pergi berjalan-jalan ke tempat yang jauh dari daerah rumahnya. Bila pergi bersama teman, ia rela untuk pergi ke tempat yang jauh seperti Jakarta Selatan, maupun BSD. Ketika ditanya alasannya, ”Intinya kumpul teman baik, itu lebih penting. Jadi kemananya ga penting”. Bila teman-temannya sepakat untuk pergi ke suatu tempat, maka dirinya akan mengikuti kesepakatan dari mayoritas.

Sejujurnya, Stefany menyukai tempat-tempat yang ‘berbau’ alam. Dirinya sangat menghargai hasil karya dari Sang Mahakuasa. Baginya, alam tidak akan pernah bisa terkalahkan oleh bangunan-bangunan modern yang dewasa ini tumbuh banyak dimana-mana, “Aku ga tertarik liat sebuah mall yang bagus, itu buatan manusia, biasa aja buat aku. Itu orang pinter, gitu tok. Tapi ketika aku liat bulan purnama, dari pertamanya seperti ini, sampe nanti perubahan-perubahan, itu buat aku tuh WAW!”. Yang di sayangkan olehnya, yang terjadi kebanyakan di Indonesia, terutama daerah Jakarta adalah para pengusaha berusaha untuk menutup lahan-lahan kosong, dan membangun bangunan-bangunan tinggi nan modern, dimana bangunan tersebut malah menutupi keindahan alam yang ada.


Pernyataan Stefany itu mendasarinya mengharapkan adanya banyak tumbuh tempat-tempat outdoor di Jakarta, terutama di daerah dekat rumahnya, bukan hanya mall lagi mall lagi. Baik tempat outdoor seperti kumpulan tempat makan yang memiliki ruang terbuka, ataupun taman-taman. Ia memang mengakui bahwa kerja Gubernur Jakarta sekarang sudah cukup baik dengan mengembangkan taman-taman, namun sayangnya, ia merasa taman-taman yang dibuka masih terlalu jauh dari daerah rumahnya, “kan kalo jauh males, satu, ngapain ke taman jauh-jauh. Trus masalahnya juga ga ada waktu.”. Selain itu ia juga mengharapkan tempat-tempat di Indonesia dapat lebih terjaga kebersihan dan konsistensinya, karena hal itulah yang belum terlalu dirasakannya selama ini, “Tempatnya bagus banget gitu, enak. Tapi toiletnya aja yang layak tuh ga ada. Nah hal-hal seperti itu tuh yang disini susah, makanya males. Mau pergi kita udah jauh-jauh ke Cibodas, kita mikir, ke toilet aja susah, kalo perempuan apalagi kan, gituloh. Itu kadang-kadang yang suka buat males, udah macet, disitunya kok seperti ini. Jadi gabisa enjoy.”




No comments:

Post a Comment

 
© 2012. Design by Main-Blogger - Blogger Template and Blogging Stuff