NAMA : NATASHA ROSANIE CANDARASJMI HARAHAP
UMUR : 20 TAHUN
STATUS : BELUM MENIKAH
PEKERJAAN : MAHASISWI
DOMISILI : JAKARTA SELATAN
“kalo misalnya lagi gabut
banget, atau lagi sendirian, lagi gatau mau ngapain, pasti gue bakal mikirnya
untuk liat-liat barang-barang gitu, kan kalo cewe kan kalo belanja nenangin
diri ya”
Berbeda dengan dua informan sebelumnya, kali ini informan berjenis kelamin perempuan. Natasha Rosanie Candarasjmi Harahap, merupakan seorang mahasiswi tingkat dua yang juga sudah mulai mendapatkan uang melalui usahanya sendiri. Hobi yang ia miliki, menyanyi, sudah bisa ia salurkan untuk sesuatu yang lebih serius. Ia mengaku bahwa uang yang diterimanya bisa menjadi uang jajan tambahan baginya dan ia memulai untuk tidak terlalu bergantung kepada keluarganya untuk kebutuhan ‘jajan’-nya sendiri. Memang bisa dibilang pekerjaan yang ia jalani sementara ini belum terlalu mengambil banyak waktu luangnya, namun, tidak jarang waktu weekend miliknya harus ia korbankan untuk bekerja.
Ketika pekerjaan
maupun kegiatan kampus tidak mengganggunya, ia lebih memilih untuk tidak
menghabiskan waktu luang yang ia miliki itu di dalam rumah, rasa bosan sering
menyerangnya, “sering banget, gue gatahan kalo dirumah”. Hal ini yang
membuatnya terkadang rela untuk pergi ke tempat yang jauh dari rumah
tinggalnya, “ya kalo dipikir-pikir sih daripada bosen dirumah mendingan pergi
sama temen sih”.
Tempat yang ia pilih untuk mengisi waktu
luangnya berbeda-beda , “beda-beda sih, macem-macem, tergantung, bisa ke
mall-mall, atau kerumah temen, biasanya sih gitu, makan-makan aja.” Walaupun
banyak tempat yang ia datangi, namun salah satu mall di daerah Jakarta Selatan merupakan
tempat yang paling sering ia kunjungi, “seminggu sih bisa dua kali atau lebih”, ketika ditanya alasannya, jawaban Natasha karena
orangtuanya sering ‘nongkrong’ di mall tersebut, selain itu ia merasa ia bisa
mendapatkan semuanya di mall, “semuanya ada kan di mall, makanya kesana”. Nonton,
makan, tempat nongkrong, tempat belanja, semuanya tersedia di dalam satu mall,
tidak perlu repot-repot mengunjungi banyak tempat untuk memenuhi kebutuhan yang
diperlukan. Dalam sekali berkunjung ke mall, ia bisa menghabiskan waktu lebih
dari enam jam disana. Mall bisa dibilang sudah sebagai rumah kedua baginya.
Meskipun mall
merupakan tempat yang paling sering ia kunjungi, namun perempuan yang lebih
akrab dipanggil Udu ini merasakan keburukkan yang didapatkan ketika ia berada
terlalu sering dan terlalu lama di dalam mall, terutama bila ia pergi ke mall
sendirian, “nah itu dia keburukannya, kalo di mall pasti terpancing untuk
belanja, gabut dikit pastikan liat barang-barang, banyak toko-toko, banyak jual
baju-baju, pasti terpancing untuk beli”. Tidak jarang ia menghabiskan waktunya
di mall untuk berbelanja, setidaknya seminggu sekali ia bisa mengeluarkan
uangnya untuk berbelanja karena seringnya ia ke mall. Seperti kebanyakan
wanita, Natasha-pun merasakan ketenangan serta kesenangan tersediri bila
melihat-lihat dan berbelanja produk yang ia sukai, “kalo misalnya lagi gabut
banget, atau lagi sendirian, lagi gatau mau ngapain, pasti gue bakal mikirnya
untuk liat-liat barang-barang gitu, kan kalo cewe kan kalo belanja nenangin
diri ya”. Dari perkataannya tersebut, entah
ia sadar ataupun tidak, kita bisa mengetahui bahwa baginya, melepaskan stress
atau menyegarkan pikiran tidak hanya mengenai pergi ke suatu tempat yang
memiliki pemandangan indah atau sekedar ngobrol-ngobrol
dengan teman, berbelanja-pun merupakan satu hal yang sudah melekat dalam
dirinya untuk memberikan kesenangan.
Selain mall,
Natasha juga senang menghabiskan waktunya di tempat-tempat nongkrong, seperti kafe yang banyak berada di daerah Jakarta, “biasanya
sih ya ngopi-ngopi aja sih, di daerah…seringnya sih daerah Panglima Polim”. Walaupun
daerah tersebut tidak terlalu jauh dari daerah tempat tinggalnya dan merupakan
tempat favorit-nya untuk menghabiskan waktu luang bersama teman maupun
pacarnya, namun, ia mengaku bahwa yang terpenting baginya bukanlah dimana ia
berada, tetapi dengan siapa ia berada. Hal ini terbukti dengan pernyataan yang
ungkapkannya ketika sesi wawancara, “siapa aja nih orang-orangnya yang ikut pas
pergi-pergi ini, kalo orang-orangnya fun, rame, seru,ya gue sih ga masalah
tempatnya kayak gimana”. Menghabiskan waktu di outdoor/indoor, tempat yang panas/ber-AC,
jauh/dekat, gratis ataupun berbayar, bukanlah sebuah masalah baginya, “kalo
masalah gratis atau bayar sih ga masalah, asal kalo misalnya bayarpun harganya
terjangkau, gitu. Sebenernya balik lagi ke orang-orangnya siapa aja sih”.
Bagi Natasha,
menghabiskan waktu luang dapat dengan berbagai cara. Ditambah lagi, ia sudah
bisa menghasilkan uang sendiri untuk memenuhi kebutuhan ‘Lifestyle’ yang ia
jalani. Terkadang, bagi kita yang masih menggantungkan seluruh kebutuhan uang
kepada orang tua, kita masih memikirkan mengenai pengeluaran yang kita keluarkan
untuk mengisi waktu luang. Dari sini, kita bisa melihat perbedaan perilaku
orang dalam menghabiskan waktu luang bukan hanya dari sekedar status sosial
ataupun usianya, namun juga dari seberapa orang tersebut sudah merasa independent dalam mendapatkan uang yang
akan ia keluarkan pada waktu luang itu sendiri.
No comments:
Post a Comment